Khutbah Jumat: Pemuda yang Taat
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الكَرِيْمِ المَنَّانِ؛ أَحْمَدُهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ العَظِيْمَةِ وَعَطَايَاهُ الجَسَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ المُلْكُ العَلَامُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الكِرَامِ.
أَمَّا بَعْدُ :
أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى، وَرَاقِبُوْهُ جَلَّ شَأْنُهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Sesungguhnya syariat Islam memerhatikan fase-fase kehidupan manusia. Di antara fase yang mendapat perhatian khusus adalah fase muda. Sampai-sampai Nabi Saw bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
Yaitu tatkala di padang mahsyar. Saat matahari didekatkan hingga satu mil jaraknya. Ada tujuh golongan yang istimewa, yang bahagia. Yang Allah naungi sementara manusia lainnya berada dalam kondisi kewalahan. Berdesak-desakan. Sampai sebagian ulama mengatakan, mereka tidak memiliki tempat untuk berdiri kecuali tempat berpijak mereka saja. Mereka berdempet-dempet dengan yang lain. Keringat bercucuran. Panas. Namun ada tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga mereka merasa teduh di hari yang sangat panas tersebut.
Di antara golongan tersebut, kata Nabi Saw,
وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ
“Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Inilah anak muda yang spesial. Karena kebanyakan anak muda menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang. Untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Melampiaskan syahwat mereka. Tetapi, anak muda ini menghabiskan masa mudanya untuk bertakwa kepada Allah Swt.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Masa muda adalah masa yang sangat istimewa. Hingga tentang masa muda akan ditanya oleh Allah secara khusus pada hari kiamat nanti. Rasulullah Saw bersabda,
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ : عَنْ عُمُرُهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ عَلِمهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ
“Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada Hari Kiamat sampai dia ditanyai tentang empat perkara: tentang umurnya, dalam hal apa dia habiskan; masa mudanya, untuk apa dia gunakan; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan; dan tentang ilmunya, untuk apa dia amalkan.” [HR. ath-Thabarani, Tamam bin Muhammad, Abu Bakar ad-Daynuri].
Perhatikan! Nabi menyebutkan ada pertanyaan tentang masa usia untuk apa ia habiskan. Kemudian ditanya secara khusus tentang masa mudanya untuk apa ia pergunakan. Padahal kita tahu bahwa masa muda adalah bagian dari umur. Tapi masa tersebut akan ditanya khusus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Alquran, menyebutkan tentang anak-anak muda yang luar biasa. Allah mengisahkan tentang anak-anak muda yang tegar menghadapi rintangan dan cobaan.
Di antaranya, Allah Ta’ala bercerita tentang pemuda yang hebat yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Tatkala di usia muda, Nabi Ibrahim sendirian beriman di negerinya Babilonia. Ia menyerukan tauhid, sementara semua penduduk negerinya adalah orang-orang kafir musyrikin. Bahkan ayahnya yang sangat ia cintai adalah tokoh kemusyrikan. Namun beliau tetap tegar walaupun sendirian. Sampai-sampai Allah menyebutkan tentang beliau,
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam.” [Quran An-Nahl: 120]
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menyebut beliau adalah umat. Walaupun ia hanya seorang diri. Disebut umat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena dia memiliki sifat-sifat yang hebat. Ia tegar meskipun sendirian.
Di antara anak muda lainnya yang kisahnya Allah sebutkan dalam Alquran adalah kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Allah abadikan seorang pemuda yang tegar tatkala digoda dengan godaan yang luar biasa. Yang tidak seorang pun dari kita mampu menghadapi godaan tersebut.
Digoda oleh seorang wanita yang sangat cantik yang bernama Zulaikha. Seorang wanita yang merupakan lambang kecantikan di zamannya. Wanita berkuasa yang berduaan dengan Yusuf di tempat tertutup. Tidak ada yang melihat. Pintu terkunci. Zulaikha pun telah mendadani dirinya. Kencantikan ditambah kecantikan. Dan dia pula yang merayu Yusuf bahkan memaksanya. Wanita itu sudah tergerak syahwatnya. Kemudian Allah mengisahkan.
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَٰنَ رَبِّهِۦ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” [Quran Yusuf: 24]
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam kondisi berat itu, Nabi Yusuf berlari menyelamatkan diri. Hingga akhirnya hal ini menjadi pembicaraan di kalangan wanita di Mesir. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَن نَّفْسِهِ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda pemudanya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata”. [Quran Yusuf: 30]
Di ayat ini Allah menyebutkan Nabi Yusuf dengan pemuda.
Contoh lainnya adalah pemuda ash-habul kahfi. Tujuh orang pemuda yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara penduduk negeri lainnya musyrik kepada Allah Ta’ala. Kemudian mereka ditangkap dan berbicara di hadapan raja.
وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا۟ فَقَالُوا۟ رَبُّنَا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَن نَّدْعُوَا۟ مِن دُونِهِۦٓ إِلَٰهًا لَّقَدْ قُلْنَآ إِذًا شَطَطًا
Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. [Quran Al-Kahfi: 14]
Kemudian mereka lari bersumbunyi di goa. Mereka mendapat karomah tidur selama 309 tahun tapi tidak hancur jasad mereka. Allah puji mereka dengan menyebutkan mereka adalah orang-orang yang beriman.
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًى
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” [Quran Al-Kahfi: 13]
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
.